Minggu, 21 April 2013
Story Of Rusdin Palada - The Father Of Polopalo
Rusdin Palada lahir di Gorontalo pada tanggal 08 Juni 1947 anak ke 3 hasil dari pernikahan Idrus Palada dengan Nuha kamali, Rusu adalah panggilan kecil Rusdin Palada yang merupakan anak pedesaan yang kelak akan menjadi seniman besar Gorontalo sepanjang masa dengan karya-karya emasnya.
Rusu kecil hidup sederhana di daerah suwawa suatu daerah di Gorontalo, ayahnya seorang pedagang yang dengan setia mengayuh sepeda tuanya ke pasar demi masa depan anak-anaknya. Seperti anak-anak lainnya Rusu menghabiskan masa kecilnya dengan bermain dan kadang kala karena perbuatan nakalnya membuat orang tua memarahinya sampai-sampai pernah pada suatu kejadian Rusu pernah berbuat suatu kesalahan yang membuat orang tuanya kesal sampai Rusu di tempeleng sampai terjatuh dari atas rumah kepala terlebih dahulu karena seperti kebanyakan rumah di Gorontalo saat itu masih berbentuk panggung. Di sekolah Rusu kecil selalu menjadi yang terbaik diantara teman-temannya dari mulai mengenyam bangku sekolah dasar sampai dengan sekolah tingkat pertama (meraih predikat ‘bintang pelajar se Gorontalo’) Rusu menjalaninya di Gorontalo dan dari kecil bakat seni yang ada di diri Rusu sudah terlihat karena Rusu kecil suka sekali bernyanyi dan sudah pandai memainkan alat musik gitar dan seruling. Karena prestasi di sekolahnya yang baik Rusu mendapatkan beasiswa melanjutkan SLTA ke DIY Yogyakarta yang tentunya Rusu ambil beasiswa itu dengan penuh suka cita begitupun dengan keluarganya meskipun berat melepas Rusu pergi merantau mencari ilmu keluar pulau tapi demi cita-cita dan masa depan mereka melepaskan Rusu untuk menimba ilmu di DIY Yogyakarta dengan doa restu, keikhlasan dan rasa bangga. Di Yogyakarta Rusu remaja fokus dan dengan rajin menjalani pendidikan dengan sebaik-baiknya karena Rusu tidak mau membuat kecewa kepada orang yang sudah memberikan kepercayaan beasiswa kepadanya begitupun harapan besar dari keluarga agar kelak Rusu menjadi seseorang yang berhasil dan menjadi kebanggaan keluarga, bahkan dalam perjalanannya Rusu bukan saja menjadi kebanggaan keluarga tapi kebanggaan masyarakat Gorontalo dan kebanggaan bangsa dan semua itu di kerjakan Rusu dengan keikhlasan dan tanpa pamrih semata-mata untuk kemajuan seni budaya Gorontalo dan kecintaan beliau kepada negara ini.
Dalam masa pendidikan di Yogyakarta ini Rusu remaja banyak mengikuti kegiatan kesenian di luar sekolah seperti membuat grup musik dengan teman-teman sekolahnya dan pada saat malam perpisahan sekolah grup musik yang di buatnya di minta untuk menjadi band pengiring dalam acara tersebut, Rusu juga aktif dalam kegiatan teater atau seni peran di sekolahnya. Di masa ini Rusu remaja banyak bertemu dengan orang-orang yang handal di bidang kesenian karena memang Rusu merupakan pribadi yang supel dan mudah bergaul dengan siapa saja dan dari hasil pergaulan antar seniman itu Rusu belajar secara otodidak bagaimana caranya menulis not balok dan mengaransemen dalam pembuatan musik sehingga sangat bermanfaat sekali dalam perjalanan bermusiknya kedepan. Dari dokumen yang ada ternyata Rusu saat balajar di Yogyakarta sudah mulai membuat lagu yang disertai dengan not-notnya karena di halam belakang buku tulisnya banyak terdapat coreta-coretan lagu-lagu yang Rusu buat mungkin disaat waktu luang atau disaat mendapatkan inspirasi dalam membuat lagu. Karena dalam pendidikan di sekolah dan di luar sekolah yang menonjol Rusu remaja diangkat anak oleh salah satu pejabat daerah di Yogyakarta dan pada saat Rusu menyelesaikan pendidikannya di Yogyakarta bertepatan pula dengan selesainya masa tugas orang tua angkatnya itu di Yogyakarta lalu pindah ke DKI Jakarta dan Orang tuanya angkatnya itu mengajak Rusu ikut bersamanya hijrah ke Jakarta dan Rusu menerima ajakan orang tua angkatnya itu untuk pindah ke Jakarta sekaligus menjadi momen penting dalam perjalanan hidup Rusu kedepannya karena dari situ Rusu mulai menciptakan karya-karya emasnya sekaligus mendapat pengakuan dari berbagai pihak atas hasil karyanya dan juga memulai kehidupan berkeluarganya disana.
Di Jakarta pada sekitar tahun 1967 Rusu bekerja di LABKRIM MABES POLRI yang sekarang bernama PUSLABFOR MABES POLRI sebagai pegawai negri sipil bagian balistik metalurgi (berhubungan dengan senjata dan peluru) dan Rusu menghabiskan 36 tahun masa kerjanya disana sampai beliau pensiun pada tahun 2003. Dan semasa bekerja di PUSLABFAR MABES POLRI banyak sudah karya dan penghargaan yang di berikan kepada Rusu diantaranya adalah beliau menciptakan logo PUSLABFOR MABES POLRI dan Lagu Mars PUSLABFOR MABES POLRI , Mars KORPRI, Mars PNS dan masih banyak lagi karya dan penghargaan yang di buat dan di terima oleh Rusu selama bekerja selama 36 tahun mengabdikan dirinya untuk negara. Di tengah kesibukannya bekerja sebagai PNS di PUSLABFOR MABES POLRI Rusu juga sangat aktif dalam berkesenian, sesampainya di Jakarta Rusu membuat grup teater bersama teman-teman dan sempat tampil di acara TVRI pada waktu itu bersama-sama dengan Putu Wijaya dan tokoh peran lainnya dan juga Rusu membuat sendiri naskah cerita pertunjukannya itu yang hingga kini dokumennya masih tersimpan dengan rapih sebagai saksi bisu pengabdian Rusu dalam berkesenian. Selain membuat grup teater untuk bermain di TVRI Rusu juga membuat teater di tempatnya bekerja dan sempat berjalan beberapa tahun dan dikarenakan kesibukan Rusu yang semakin banyak maka grup teater yang di tempatnya bekerja itu vakum karena tidak ada lagi yang meneruskan mengurusnya. Saat awal-awal Rusu hijrah ke Jakarta Rusu tinggal di tempat orang tua angkatnya di cilandak 1 fatmawati jakarta selatan dan Rusu suka berkumpul dengan teman-teman bermusik dan teaternya untuk latihan atau bediskusi membahas kegiatan berkeseniannya di salah satu warung yang tidak jauh dari tempat tinggalnya saat itu di cilandak 3 fatmawati, nah di situ lah kisah cinta Rusu tejalin. Adalah wanita yang bernama Juinah yaitu salah satu anak dari pemilik warung yang biasa di jadikan tempat berkumpul Rusu dengan teman-temannya dalam berkesenian yang telah membuat Rusu jatuh hati, tidak sulit untuk sekedar berkenalan dengan wanita itu dengan kepribadian Rusu yang supel dan mudah bergaul dengan siapapun tapi untuk lebih dekat lagi dan menjalin hubungan kasih dengan wanita itu tidak mudah karena pada waktu itu bukan Rusu saja yang menaruh hati kepadanya tapi ada beberapa laki-laki lain bahkan beberapa teman Rusu yang biasa kumpul di warung itu menaruh hati juga ke wanita yang bernama Juinah itu. Berkat usaha dan semangat Rusu untuk mendapatkan cinta wanita itu dan juga berkat campur tangan Tuhan maka akhirnya Rusu menikahi Juinah pada tanggal…dan dari pernikahan itu Rusu di karuniai 6 (enam) orang anak yang bernama Rita Palada, Evie Palada, Selly Triana Palada, Fando Ruzano Palada, Lolyta Palada dan Fredy palada, meski sibuk bekerja dan berkarya di bidang seni dan budaya Rusu mampu menjadi sosok Bapak yang bisa menjadi teladan buat anak-anaknya tentunya pasti ada kekurangan karena tidak ada manusia yang sempurna tapi itu semua tertutup dengan semangat, kerja keras dan karya-karyanya.
Perjuangan beliau untuk bisa memberikan yang terbaik tidak hanya dalam urusan pekerjaan dan berkesenian tapi untuk keluarga Rusu juga sangat perduli terutama saat adik-adik kandungnya yang di Gorontalo ke jakarta untuk menimba ilmu karena mereka juga menjadi pelajar terbaik sehingga mendapat beasiswa meneruskan pendidikan ke Jakarta, walau saat itu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya saja Rusu masih pas-pasan tapi untuk kemajuan adik-adiknya Rusu dengan sekuat tenaga membantu membiayai pendidikan adik-adiknya selama menimba ilmu di Jakarta, pada waktu itu untuk menambah penghasilan selain bekerja Rusu sempat mengambil kerjaan tambahan menjadi ‘bartender’ salama 3 (tiga) tahun di salah satu hotel di bilangan Monas sepulang dari bekerja sebagai PNS di PUSLABFOR MABES POLRI tapi lagi-lagi itu semua tidak membuat Rusu untuk berhenti berkarya demi mengharumkan nama keluarga, daerah Gorontalo dan negara, inilah mungkin yang sulit untuk dilupakan dari sosok Rusdin Palada buat keluarga dan rekan-rekannya yang pernah bekerja sama dengan beliau yang sampai ajal menjemput beliau tidak meninggalkan harta yang berlimpah tapi beliau meninggalkan karya yang bisa di kenang sepanjang masa yang tidak bisa dibandingkan dengan materi sebanyak apapun.
Kecintaan Rusu akan daerah Gorontalo amatlah sangat besar melebihi apapun, ini di buktikan dari karya-karyanya yang sangat banyak, salah satunya yang menjadi kebanggaan masyarakat Gorontalo Rusu menciptakan lagu ‘Bindhe Biluhuta’ yang pada tahun 1990 telah di tetapkan DepDikBud sebagai lagu daerah resmi dari Provinsi Sulawesi Utara pada waktu itu dan tentunya kini menjadi lagu daerah Provinsi Gorontalo, selain itu Rusu juga membuat alat musik Gorontalo yaitu ‘Polopalo’ menjadi alat musik yang bernada jadi bisa dipakai sebagai pengiring untuk mengiringi sebuah lagu, dan sudah di bukukan dan juga sudah mendapatkan pengakuan dari DepDikBud. Rusu juga membuat grup musik Polopalo yang bernaung di bawah sanggar Polopalo yang di asuh sendiri oleh beliau, yang mana lewat grup musik Polopalo itu Rusu telah membuat rekaman lagu-lagu daerah Gorontalo yang hampir semuanya di ciptakan oleh Rusu sendiri yang semuanya itu bisa pembaca dengarkan di www.gorontalo-lestari.blogspot.com berikut dengan karya-karya rusu yang lainnya. Sungguh sesuatu yang luar biasa yang hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kecintaan yang sangat luar biasa terhadap daerah kelahirannya, di salah satu kutipan, beliau pernah menuangkan curahan hatinya saat beliau sangat merindukan saat-saat kecil dulu saat beliau di Gorontalo, kira-kira begini kutipannya:’Aku termenung kupandangi semua yang ada, namun bisu dan hening tak bersenandung, kuteringat masa lalu kala masih di desa, hujan rintik-rintik sepulang ku sekolah, dengan daun pisang naungi diri demi masa depan kulakukan semua, kini ku berada di Jakarta. Kuingat selalu masa kecil di desa. Tunggulah desaku, aku akan pulang kembali nanti’. Begitulah kutipan yang penulis temukan di dokumen yang tertinggal. Lagu-lagu daerah gorontalo yang telah Rusu ciptakan kurang lebih ada sekitar 30 lagu yang sudah pernah di rekam yang berhasil penulis temukan di dokumen yang tertinggal, antara lain:
1. Bindhe Biluhuta
2. Dabu-Dabu
3. Mobite
4. Mohengu-Hengu
5. Lamahu
6. Longola
7. Mohulunga
8. Nani Wartabone
9. Polopalo
10. Debo Yi’o
11. Ti Mama Woli Papa
12. Tahuli
13. Hirameya
14. Heluma Huyula
15. Iloduhuwa
16. Yimbulo
17. Ibadati
18. Tinelo II
19. Potoliangalo
20. Ma’Apaualo
21. Taluhe Da’a
22. Wololo
23. Sambelo
24. Bulalo Limutu
25. Dungalindhomayi
26. Lombongo
27. Mohala
28. Mayilaba
29. Tete Olaluwa
30. Kaca Waulutu
Berikut profil lengkap bapak Rusdin Palada yang dibuat pada September 2010 saat beliau menerima penghagaan dari LAMAHU dalam bidang seni:
R U S D I N P A L A D A
• Lahir di Gorontalo 8 Juni 1947
• Ayah : Idrus Palada
• Ibu : Nuha Kamali
• Agama Islam
Tinggal di Jakarta , jln. Gunung Balong II no. 51A Rt.011/Rw.04 Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan
I. Musik dan lagu
1967 : Menciptakan lagu Gorontalo pertama kali berjudul
“ILODUHUWA (tumpah darah)”yang notasinya dibantu
oleh Rahmat Kartolo.
1969 : Menciptakan lagu Pop pertama kali berjudul
“ Ketaman Bunga “ dalam piringan hitam yang di -
nyanyikan oleh Vivi Sumanti, iringan Band Eka Sapta
pp Enteng Tanamal rekaman di Singapura.
1971 : Menciptakan lagu daerah Gorontalo berjudul
“DEBO YI’O “ dinyayikan oleh Otto Wowiling iringan
musik Kolintang KADOODAN bersama Titik Puspa di
Musika Studio,dalam piringan hitam.
1972 : Mengorbitkan Eddy Silitonga melalui lagu - lagu
daerah Nusantara dari Sabang Sampai Merauke di
Happy Sound.
1974 : Menciptakan lagu daerah Gorontalo berjudul
“ TIMBALATILO “ dinyanyikan oleh Frans Daromes
iringan Kolintang Mawenangs di Musika studio.
1975 : Menciptakan lagu pop “KAPAN BAHAGIA” dinyanyikan
oleh Hetty Kus Endang di Studio Remaco dan men-
ciptakan lagu - lagu daerah Gorontalo dalam Album
“HELUMA HUYULA” dan “BINDE BILUHUTA”.
1977 : Menyanykan lagu - lagu Pop bersama Ronas Group
di Loly Pop 2 (dua) volume asuhan Rinto Harahap.
1978 : Menciptakan lagu - lagu Tertib Lalu Lintas bersama
Band Favourit A.Riyanto di studio NADA SAOUND
serta menciptakan lagu betawi “ SENGGOLAN -
SENGGOLAN ” dinyanyikan Oleh Benyamin S, di
Remaco dalam piringan hitam.
1979 : Menciptakan notasi alat permainan tradisional
Polopalo Provinsi Gorontalo sekaligus memunculkan
musik Polopalo di TVRI Pusat Senayan Jakarta pada
tanggal 23 Januari 1979.
1980 : Pementasan Musik Polopalo di Hotel Hilton
mengirngi tarian di depan arisan Ibu2 Australia
bersama HPMIG Jaya.
1981 : Pementasan musik Polopalo di Hotel Indonesia
Jakarta bersama HPMIG Jaya.
1982 : Mengarang buku tentang pengenalan musik Polopalo
menjadi musik tradisonsl Daerah Gorontalo di BALAI
PUSTAKA serta menciptakan lagu-lagu Gambus dinya -
nyikan oleh Sarini Abdullah juara MTQ Internasional
di Singapura.
1983 : Pementasan rekaman untuk TVRI Pusat Senayan
di Taman Impian Jaya Ancol.
1984 : Menciptakan lagu - lagu daerah Gorontalo album
Gabby Habibie iringan Profil Band PP Andolan di
Naviri Record.
1985 : Ilustrator musik film Dokumenter Produksi Industri kecil
bersama Idris Sadri ,Sutradra Iwan Wahab.
1986 : Ciptaan lagu “ BINDE BILUHUTA ” dimuat dalam buku
buku Penataran P4 untuk SLTP dan SLTA se Indonesia.
1987 : Menciptakan Lagu Pop “ SENYUM ” dan “ MANIS -
MANIS PAHIT “ dinyanyikan oleh Adi Bing Slamet,Irama
Tara Studio
1988 : Menciptakan lagu Mars SMK KA Widuri Jakarta.
1989 : Menciptakan lagu HYMNE SMT Grafika Y L Jakarta.
1990 : Pengesahan lagu “ BINDE BILUHUTA ” menjadi lagu
daerah nasional oleh P & K serta BP7 Pusat.
1990 : Menciptakan lagu-lagu “ Tertib Lalu Lintas “
sekaligus sebagai Ketua dewan Juri dalam
Lomba Lagu – lagu tersebut se DKI Jaya sampai
tahun 1995.
1991 : Menciptakan lagu “ HYMNE SMEA LEBAK BULUS “
Jakarta.
1995 : Musik POLOPALO ikut Parade musik Sulawesi Utara
di Hotel Borobudur Jakarta .
1995 : Menciptakan Lagu “ TEKADKU PENGABDIAN
TERBAIK ” masuk nominasi Juara Ke II se
Indonesia oleh Dinas Penerangan Polri di Mabes
Polri.
1996 : Menciptakan lagu Pop anak - anak dalam album
“ Ingin Sekolah “ yang dinyanyikan oleh Anggia
bekerja sama dengan flower sound record studio
GB88 Jakarta.
1997 : Menciptakan lagu-lagu daerah Gorontalo dalam
album Eddy Silitonga di Musika Studio.
1998 : Membuat illustrasi musik sinetron TV judul Mei dan
June di Multi Vision dibintangi Devi Permata Sari
dan Matias Mucus sutradara Iwan Wahab.
2002 : Menciptakan lagu Mars dan Hymne SMK Negeri 30
Jakarta.
2003 : Menciptakan lagu “ Mars dan Hymne SMK
Negeri 32 “ Jakarta.
2004 : Menciptakan lagu “ Mars SMK Negeri 37 ”
Jakarta.
2006 : Menciptakan lagu untuk anak usia dini khususnya
Kelompok Bermain , se Indonesia , pelatihan di
Makasar, Ternate dan Palembang.
2007 : Menciptakan lagu untuk anak usia dini
khususnya Kelompok Bermain di Gorontalo dan
Bali.
II. PENGALAMAN TEATER DAN FILM
1969 : Bermain dalam teater Bara basmi Narkotika
di TVRI Pusat Senayan Jakarta.
1974 : Bermain Film 0013 bersama Hadi Samtahag .
1977 : Bermain sandiwara TVRI Pusat Senayan
Jakarta berjudul Firasat berdarah.
1978 : Bermain Mat Peci bersama Rahmat Hidayat.
1981 : Bermain dalam Film “ Badai Past i Berlalu ”
sutradara Teguh Karya.
1987 : Bermain sandiwara daerah Gorontalo “ Ta Ota
bi,u ” di TVRI Pusat Senayan Jakarta.
2006 : Bermain dalam Sinetron Rahasia Ilahi dalam
judul “ Koruptor tengelam di kolam Renang “
sutradara Iwan Wahab.
III. PENDIDIKAN
1954 : Masuk Sekolah Rakyat Negeri sampai tahun
1960 di Gorontalo.
1960 : Masuk SMP Negeri Suwawa di Gorontalo
sampai tahun 1963 berijazah meraih sebagai
Bintang Pelajar se Gorontalo.
1963 : Masuk STMA ( Sekolah Tinggi Menengah Atas )
di Jogyakarta kiriman dari Gorontalo dibawah
Departemen Perindustrian RI Jakarta Sampai
Tahun 1966 berijazah.
1967 : Kuliah di Akademi Tehnik Indonesia dibawah
Dinas PenerbanganIndonesia (AURI) Jakarta
Sampai Tingkat II .
1968 : Pendidikan Ilmu Forensik di Laboratorium
Kriminal Mabes Polri.
1970 : Mengikuti Pendidikan di Akademi Pariwisata
dan perhotelan di Jakarta Jurusan Bahasa
Inggris Intermediate.
1971 : Pendidikan Pembuat Senjata Api di
Cipinang Jakarta.
1980 : Kuliah di Universitas Nasional Depok Bogor
sampai Semester IX berijazah Sarjana Muda I
Bidang Hukum .
1983 : Pendidikan Sepada Polri di Selapa Polri
Jakarta.
1986 : Pendidikan Sepala Polri di Selapa Polri
Jakarta.
2001 : Pendidikan Balistik oleh Staf Pengajar
dari Kepolisian Inggris.
2004 : Kuliah di Universitas Jakarta Falkutas
Hukum di Jakarta.
2008 : Wisuda 19 April 2008 S-1 bidang Hukum
berijazah Universitas Jakarta.
IV. PENGALAMAN KERJA
1967 : Bekerja di Laboratorium Kriminal Polri
Sekarang Pusat Laboratorium Forensik
Polri pada bagian Departemen Balistik
Metallurgi Forensik Sampai Pensiun tahun
2003.
1970 : Berkerja Pada LCC Pariwisata dan
Perhotelan sampai tahun 1973.
2007: Guru Seni dan Budaya di SMK GRAFIKA , SMK
LEBAK BULUS dan SMK Negeri 37 sampai
sekarang.
V. PENGALAMAN ORGANISASI
1968 : Mendirikan Teater Bara berdomisili di Mabes
Polri sampai tahun 1975.
1975 : Masuk dalam Organisasi Masyarakat Gorontalo di
Jakarta.
1990 : Bergabung dalam Sanggar Prestasi dan menjadi
ketua Bidang Penerimaan Presiden Soeharto di
Bertempat Sasono Langgeng Budoyo Pada Hari
Anak Nasional 23 Juli 1990.
1998 : Masuk anggota Karya Cipta Indonesia (KCI).
2005 : Bergabung dalam sanggar Merah Putih pp
Toto D. Gunarto d/a Dewan Harian Nasional
Jl. Menteng Raya 31 Jakarta.
2006 : Bergabung dalam sanggar De Tila Batayla pp
Indrawati Tahir Gobel dan Tanggal 9 - 13
Nopember ke Melbourne Australia dalam
rangka Festifal Budaya Indonesia.
VI. EVENT ORGANIZER dan ENTERTAINMENT
1975 : Bermain dalam Film Badai pasti berlalu.
1978 : Bermain dalam Film 0013.
1981 : Bermain dalam Film Mat Peci.
1987 : Mengajar paduan Suara di SMK KA Widuri.
1987 : Juri Pop Singer bersama Bruri Maratika &
Hetty Kus Endang.
1988 : Mengajar paduan Suara STM Grafika YL
1989 : Ketua Juri berturut - turut sampai tahun 1995
dalam lomba Menyanyi & Puitisasi Lagu - lagu
Tertib Lalu Lintas tingkat Polda Metro maupun
Mabes Polri.
1990 : Melatih Paduan Suara di SMEA Lebak Bulus.
1994 : Ketua Panitia dalam acara Pagelaran Lagu –
lagu, Lalu Lintas, Tiga Tertib Marga,Korpri Polri
dalam Sosialisasi UU Lalu Lintas 1982.
2001 : Mengajar Eskul Paduan suara di SMKN 30
Jakarta.
2002 : Mengajar paduan suara d SMKN 32 Jakarta.
2004 : Mengajar Paduan Suara di SMKN 37
Jakarta.
2007 : Nara sumber Pada Pembelajaran tentang
Musik untuk anak - anak PUAD se Indonesia
di M akasar , Ternate , Palembang , Bali ,
Gorontalo , Yogyakarta , Jaya Pura.
2008 : Terima Sertifikat Penghargaan Menteri
Kebudayaan & Pariwisata dalam Kongres
Kebudayaan se Indonesia di Bogor.
Demikian ProfIle ini saya buat dengan sebenarnya berdasarkan fakta & realita yang dapat dipertanggung jawabkan.
Jakarta, 05 September 2010
RUSDIN PALADA,SH
Pada tanggal 13 Februari 2011 Rusu telah di panggil ke haribaan sang Maha Kuasa pada usia 63 tahun, meninggalkan begitu banyak karya yang beliau persembahkan untuk keluarga, daerah Gorontalo maupun Negara, masih ada beberapa yang mungkin belum sempat beliau selesaikan diantaranya Rusu ingin membuat wadah agar seni dan budaya Gorontalo tetap lestari, Rusu telah menyusun kamus praktis bahasa Gorontalo yang Insya belum sempat di terbitkan, dan yang terakhir Rusu ingin membuat monument Polopalo, yakni patung besar seseorang pemuda sedang memainkan alat musik Polopalo sebagai identitas dari Provinsi Gorontalo. Walau Rusu telah meninggalkan kita tapi semangat berkarya nya untuk mengharumkan nama daerah Provinsi Gorontalo dan untuk Negara Indonesia harus tetap kita perjuangkan, dengan meneladani sosok Rusu sudah saatnyalah kita sebagai generasi penerus agar bisa menjadi Rusu-Rusu yang baru yang bisa terus menghasilkan karya demi kemajuan daerah provinsi Gorontalo dan Negara Indonesia yang kita cintai ini .
Dari perjalanan hidup Bapak Rusdin Palada yang telah di jabarkan di atas dan mengingat begitu banyaknya hasil karya beliau yang telah di buat dan telah mendapat pengakuan dari dalam maupun luar daeerah Provinsi Gorontalo (Indonesia), maka sudah selayaknyalah Bapak Rusdin Palada di sebut sebagai ‘Bapak Polopalo’. Terima kasih Bapak Rusdin Palada atas apa yang telah engkau berikan sebagai anak, suami, bapak dari anak-anakmu, putra daerah Provinsi Gorontalo dan anak bangsa, karya-karya emasmu pasti akan selalu terjaga dan berada dalam hati kita semua…selamat jalan Rusu ‘The Father Of Polopalo"
- Ditulis Oleh: Fredy Palada (fredypalada12@gmail.com - 021-7590.1639 - Wa: 088212945769
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hebat, menginspirasi banget. Kaya gini knapa saya baru tau mas.
BalasHapusTerima kasih atas informasi yang ditulis dalam blogspot mengenai cerita tentang Alm. Rusdin Palada.
BalasHapusBeliau juga merupakan orang yang berjasa dalam menciptakan syair dan lagu untuk PP. Federasi Hockey Indonesia (PP. FHI) dengan judul "Hockey Indonesia Baru" pada tanggal 30 Januari 2005 di Jakarta. Sayangnya informasi tersebut tidak termuat dalam tulisan di atas.
Sangat disayangkan juga PP. FHI tidak memiliki partitur Mars tersebut sehingga Mars tersebut tidak pernah diperdengarkan lagi.
Mohon bantuannya apabila keluarga almarhum Rusdin Palada masih memiliki catatan partitur tersebut, silahkan menghubungi PP. FHI dgn email: admin@indonesianhockeyfed.org.
Terima kasih.
Salam,
Octav
Sebetulnya banyak sekali ciptaan alm Rusdin Palada yg tidak kami masukkan terutama lagu2 Mars sekolah2 Dan instansi2 dikarenakan keterbatasan database, utk itu terimakasih atas info Dan atensinya
BalasHapus