Minggu, 21 April 2013

Story Of Rusdin Palada - The Father Of Polopalo



            Rusdin Palada lahir di Gorontalo pada tanggal 08 Juni 1947 anak ke 3 hasil dari pernikahan Idrus Palada dengan Nuha kamali, Rusu adalah panggilan kecil Rusdin Palada yang merupakan anak pedesaan yang kelak akan menjadi seniman besar Gorontalo sepanjang masa dengan karya-karya emasnya.
            Rusu kecil hidup sederhana di daerah suwawa suatu daerah di Gorontalo, ayahnya seorang pedagang  yang dengan setia mengayuh sepeda tuanya ke pasar demi masa depan anak-anaknya. Seperti anak-anak lainnya Rusu  menghabiskan masa kecilnya dengan bermain dan kadang kala karena perbuatan nakalnya membuat orang tua memarahinya sampai-sampai pernah pada suatu kejadian Rusu pernah berbuat suatu kesalahan yang membuat orang tuanya kesal sampai Rusu di tempeleng sampai terjatuh dari atas rumah kepala terlebih dahulu karena seperti kebanyakan rumah di Gorontalo saat itu masih berbentuk panggung. Di sekolah Rusu kecil selalu menjadi yang terbaik diantara teman-temannya dari mulai mengenyam bangku sekolah dasar sampai dengan sekolah tingkat pertama (meraih predikat ‘bintang pelajar se Gorontalo’) Rusu menjalaninya di Gorontalo dan dari kecil bakat seni yang ada di diri Rusu sudah terlihat karena Rusu kecil suka sekali bernyanyi dan sudah pandai memainkan alat musik gitar dan seruling. Karena prestasi di sekolahnya yang baik Rusu mendapatkan beasiswa melanjutkan SLTA ke DIY Yogyakarta yang tentunya Rusu ambil beasiswa itu dengan penuh suka cita begitupun dengan keluarganya meskipun berat melepas Rusu pergi merantau mencari ilmu keluar pulau tapi demi cita-cita dan masa depan mereka melepaskan Rusu untuk menimba ilmu di DIY Yogyakarta dengan doa restu, keikhlasan dan rasa bangga. Di Yogyakarta Rusu remaja fokus dan dengan rajin menjalani pendidikan dengan sebaik-baiknya karena Rusu tidak mau membuat kecewa kepada orang yang sudah memberikan kepercayaan beasiswa kepadanya begitupun harapan besar dari keluarga agar kelak Rusu menjadi seseorang yang berhasil dan menjadi kebanggaan keluarga, bahkan dalam perjalanannya Rusu bukan saja menjadi kebanggaan keluarga tapi kebanggaan masyarakat Gorontalo dan kebanggaan bangsa dan semua itu di kerjakan Rusu dengan keikhlasan dan tanpa pamrih semata-mata untuk kemajuan seni budaya Gorontalo dan kecintaan beliau kepada negara ini.
            Dalam masa pendidikan di Yogyakarta ini Rusu remaja banyak mengikuti kegiatan kesenian di luar sekolah seperti membuat grup musik dengan teman-teman sekolahnya dan pada saat malam perpisahan sekolah grup musik yang di buatnya di minta untuk menjadi band pengiring dalam acara tersebut, Rusu juga aktif dalam kegiatan teater atau seni peran di sekolahnya. Di masa ini Rusu remaja banyak bertemu dengan orang-orang yang handal di bidang kesenian karena memang Rusu merupakan pribadi yang supel dan mudah bergaul dengan siapa saja dan dari hasil pergaulan antar seniman itu Rusu belajar secara otodidak bagaimana caranya menulis not balok dan mengaransemen dalam pembuatan musik sehingga sangat bermanfaat sekali dalam perjalanan bermusiknya kedepan. Dari dokumen yang ada ternyata Rusu saat balajar di Yogyakarta sudah mulai membuat lagu yang disertai dengan not-notnya karena di halam belakang buku tulisnya banyak terdapat coreta-coretan lagu-lagu yang Rusu buat mungkin disaat waktu luang atau disaat mendapatkan inspirasi dalam membuat lagu. Karena dalam pendidikan di sekolah dan di luar sekolah yang menonjol Rusu remaja diangkat anak oleh salah satu pejabat daerah di Yogyakarta dan pada saat Rusu menyelesaikan pendidikannya di Yogyakarta bertepatan pula dengan selesainya masa tugas orang tua angkatnya itu di Yogyakarta lalu pindah ke DKI Jakarta dan Orang tuanya angkatnya itu mengajak Rusu ikut bersamanya hijrah ke Jakarta dan Rusu menerima ajakan orang tua angkatnya itu untuk pindah ke Jakarta sekaligus menjadi momen penting dalam perjalanan hidup Rusu kedepannya karena dari situ Rusu mulai menciptakan karya-karya emasnya sekaligus mendapat pengakuan dari berbagai pihak atas hasil karyanya dan juga memulai kehidupan berkeluarganya disana.
            Di Jakarta pada sekitar tahun 1967 Rusu bekerja di LABKRIM MABES POLRI yang sekarang bernama PUSLABFOR MABES POLRI sebagai pegawai negri sipil bagian balistik metalurgi (berhubungan dengan senjata dan peluru) dan Rusu menghabiskan 36 tahun masa kerjanya disana sampai beliau pensiun pada tahun 2003. Dan semasa bekerja di PUSLABFAR MABES POLRI banyak sudah karya dan penghargaan yang di berikan kepada Rusu diantaranya adalah beliau menciptakan logo PUSLABFOR MABES POLRI  dan Lagu Mars PUSLABFOR MABES POLRI , Mars KORPRI, Mars PNS dan masih banyak lagi karya dan penghargaan yang di buat dan di terima oleh Rusu selama bekerja selama 36 tahun mengabdikan dirinya untuk negara. Di tengah kesibukannya bekerja sebagai PNS di PUSLABFOR MABES POLRI  Rusu juga sangat aktif dalam berkesenian, sesampainya di Jakarta Rusu membuat grup teater bersama teman-teman dan sempat tampil di acara TVRI pada waktu itu bersama-sama dengan Putu Wijaya dan tokoh peran lainnya dan juga Rusu membuat sendiri naskah cerita pertunjukannya itu yang hingga kini dokumennya masih tersimpan dengan rapih sebagai saksi bisu pengabdian Rusu dalam berkesenian. Selain membuat grup teater untuk bermain di TVRI Rusu juga membuat teater di tempatnya bekerja dan sempat berjalan beberapa tahun dan dikarenakan kesibukan Rusu yang semakin banyak maka grup teater yang di tempatnya bekerja itu vakum karena tidak ada lagi yang meneruskan mengurusnya. Saat awal-awal Rusu hijrah ke Jakarta Rusu tinggal di tempat orang tua angkatnya di cilandak 1 fatmawati jakarta selatan dan Rusu suka berkumpul dengan teman-teman bermusik dan teaternya untuk latihan atau bediskusi membahas kegiatan berkeseniannya di salah satu warung yang tidak jauh dari tempat tinggalnya saat itu di cilandak 3 fatmawati, nah di situ lah kisah cinta Rusu tejalin. Adalah wanita yang bernama Juinah yaitu salah satu anak dari pemilik warung yang biasa di jadikan tempat berkumpul Rusu dengan teman-temannya dalam berkesenian yang telah membuat Rusu jatuh hati, tidak sulit untuk sekedar berkenalan dengan wanita itu dengan kepribadian Rusu yang supel dan mudah bergaul dengan siapapun tapi untuk lebih dekat lagi dan menjalin hubungan kasih dengan wanita itu tidak mudah karena pada waktu itu bukan Rusu saja yang menaruh hati kepadanya tapi ada beberapa laki-laki lain bahkan beberapa teman Rusu yang biasa kumpul di warung itu menaruh hati juga ke wanita yang bernama Juinah itu. Berkat usaha dan semangat Rusu untuk mendapatkan cinta wanita itu dan juga berkat campur tangan Tuhan maka akhirnya Rusu menikahi Juinah pada tanggal…dan dari pernikahan itu Rusu di karuniai 6 (enam) orang anak yang bernama Rita Palada, Evie Palada, Selly Triana Palada, Fando Ruzano Palada, Lolyta Palada dan Fredy palada, meski sibuk bekerja dan berkarya di bidang seni dan budaya Rusu mampu menjadi sosok Bapak yang bisa menjadi teladan buat anak-anaknya tentunya pasti ada kekurangan karena tidak ada manusia yang sempurna tapi itu semua tertutup dengan semangat, kerja keras dan karya-karyanya.
            Perjuangan beliau untuk bisa memberikan yang terbaik tidak hanya dalam urusan pekerjaan dan berkesenian tapi untuk keluarga Rusu juga sangat perduli terutama saat adik-adik kandungnya yang di Gorontalo ke jakarta untuk menimba ilmu karena mereka juga menjadi pelajar terbaik sehingga mendapat beasiswa meneruskan pendidikan ke Jakarta, walau saat itu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya saja Rusu masih pas-pasan tapi untuk kemajuan adik-adiknya Rusu dengan sekuat tenaga membantu membiayai pendidikan adik-adiknya selama menimba ilmu di Jakarta, pada waktu itu untuk menambah penghasilan selain bekerja Rusu sempat mengambil kerjaan tambahan menjadi ‘bartender’ salama 3 (tiga) tahun di salah satu hotel di bilangan Monas sepulang dari bekerja sebagai PNS di PUSLABFOR MABES POLRI  tapi lagi-lagi itu semua tidak membuat Rusu untuk berhenti berkarya demi mengharumkan nama keluarga, daerah Gorontalo dan negara, inilah mungkin yang sulit untuk dilupakan dari sosok Rusdin Palada buat keluarga dan rekan-rekannya yang pernah bekerja sama dengan beliau yang sampai ajal menjemput beliau tidak meninggalkan harta yang berlimpah tapi beliau meninggalkan karya yang bisa di kenang sepanjang masa yang tidak bisa dibandingkan dengan materi sebanyak apapun.
            Kecintaan Rusu akan daerah Gorontalo amatlah sangat besar melebihi apapun, ini di buktikan dari karya-karyanya yang sangat banyak, salah satunya yang menjadi kebanggaan masyarakat Gorontalo Rusu menciptakan lagu ‘Bindhe Biluhuta’ yang pada tahun 1990 telah di tetapkan DepDikBud sebagai lagu daerah resmi dari Provinsi Sulawesi Utara pada waktu itu dan tentunya kini menjadi lagu daerah Provinsi Gorontalo, selain itu Rusu juga membuat alat musik Gorontalo yaitu ‘Polopalo’ menjadi alat musik yang bernada jadi bisa dipakai sebagai pengiring untuk mengiringi sebuah lagu, dan sudah di bukukan dan juga sudah mendapatkan pengakuan dari DepDikBud. Rusu juga membuat grup musik Polopalo yang bernaung di bawah sanggar Polopalo yang di asuh sendiri oleh beliau, yang mana lewat grup musik Polopalo itu Rusu telah membuat rekaman lagu-lagu daerah Gorontalo yang hampir semuanya di ciptakan oleh Rusu sendiri yang semuanya itu bisa pembaca dengarkan di www.gorontalo-lestari.blogspot.com berikut dengan karya-karya rusu yang lainnya. Sungguh sesuatu yang luar biasa yang hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kecintaan yang sangat luar biasa terhadap daerah kelahirannya, di salah satu kutipan, beliau pernah menuangkan curahan hatinya saat beliau sangat merindukan saat-saat kecil dulu saat beliau di Gorontalo, kira-kira begini kutipannya:’Aku termenung kupandangi semua yang ada, namun bisu dan hening tak bersenandung, kuteringat masa lalu kala masih di desa, hujan rintik-rintik sepulang ku sekolah, dengan daun pisang naungi diri demi masa depan kulakukan semua, kini ku berada di Jakarta. Kuingat selalu masa kecil di desa. Tunggulah desaku, aku akan pulang kembali nanti’. Begitulah kutipan yang penulis temukan di dokumen yang tertinggal. Lagu-lagu daerah gorontalo yang telah Rusu ciptakan kurang lebih ada sekitar 30 lagu yang sudah pernah di rekam yang berhasil penulis temukan di dokumen yang tertinggal, antara lain:
1.      Bindhe Biluhuta
2.      Dabu-Dabu
3.      Mobite
4.      Mohengu-Hengu
5.      Lamahu
6.      Longola
7.      Mohulunga
8.      Nani Wartabone
9.      Polopalo
10.  Debo Yi’o
11.  Ti Mama Woli Papa
12.  Tahuli
13.  Hirameya
14.  Heluma Huyula
15.  Iloduhuwa
16.  Yimbulo
17.  Ibadati
18.  Tinelo II
19.  Potoliangalo
20.  Ma’Apaualo
21.  Taluhe Da’a
22.  Wololo
23.  Sambelo
24.  Bulalo Limutu
25.  Dungalindhomayi
26.  Lombongo
27.  Mohala
28.  Mayilaba
29.  Tete Olaluwa
30.  Kaca Waulutu

 Berikut profil lengkap bapak Rusdin Palada yang dibuat pada September 2010 saat beliau menerima penghagaan dari LAMAHU dalam bidang seni:

R U S D I N  P A L A D A 
•      Lahir di Gorontalo  8  Juni 1947
•      Ayah :  Idrus Palada
•      Ibu    :  Nuha Kamali
•      Agama Islam
Tinggal di Jakarta , jln. Gunung Balong II no. 51A Rt.011/Rw.04  Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan

I.                    Musik dan lagu

            1967  :             Menciptakan   lagu  Gorontalo  pertama  kali   berjudul
                        “ILODUHUWA (tumpah darah)”yang notasinya dibantu
                        oleh Rahmat Kartolo.
            1969  :             Menciptakan      lagu     Pop      pertama    kali    berjudul
                        “ Ketaman Bunga “   dalam    piringan   hitam   yang   di -
                        nyanyikan   oleh  Vivi  Sumanti, iringan Band  Eka  Sapta
                        pp Enteng  Tanamal  rekaman di  Singapura.
1971 : Menciptakan    lagu      daerah     Gorontalo     berjudul
                        “DEBO  YI’O “ dinyayikan  oleh  Otto  Wowiling  iringan
                        musik  Kolintang  KADOODAN  bersama  Titik Puspa di
                        Musika  Studio,dalam piringan hitam.
            1972 : Mengorbitkan   Eddy    Silitonga   melalui   lagu  -  lagu
                        daerah  Nusantara  dari  Sabang  Sampai  Merauke  di
                        Happy  Sound.

1974 :  Menciptakan     lagu    daerah     Gorontalo       berjudul
                         “ TIMBALATILO “   dinyanyikan    oleh    Frans  Daromes
                         iringan Kolintang  Mawenangs  di Musika studio.
            1975 :  Menciptakan lagu pop “KAPAN BAHAGIA” dinyanyikan
                        oleh Hetty  Kus  Endang  di  Studio  Remaco  dan men-
                        ciptakan  lagu - lagu daerah   Gorontalo  dalam Album
                        “HELUMA HUYULA” dan “BINDE BILUHUTA”.
            1977 :  Menyanykan  lagu - lagu  Pop  bersama  Ronas  Group
                        di Loly Pop 2 (dua) volume asuhan Rinto Harahap.
            1978 : Menciptakan   lagu - lagu   Tertib  Lalu Lintas bersama
                        Band   Favourit    A.Riyanto  di studio  NADA  SAOUND
                        serta    menciptakan    lagu    betawi   “ SENGGOLAN  -
                        SENGGOLAN ”   dinyanyikan     Oleh    Benyamin S,   di
                        Remaco dalam piringan hitam.
1979  : Menciptakan    notasi    alat     permainan    tradisional
                        Polopalo  Provinsi  Gorontalo  sekaligus memunculkan
                        musik  Polopalo  di  TVRI Pusat  Senayan Jakarta  pada
                        tanggal 23 Januari 1979.
 1980 :  Pementasan      Musik     Polopalo      di    Hotel   Hilton
             mengirngi   tarian   di  depan    arisan    Ibu2   Australia
             bersama HPMIG  Jaya.
             1981 :  Pementasan    musik    Polopalo   di   Hotel   Indonesia
                         Jakarta bersama HPMIG Jaya.
 1982 :  Mengarang   buku  tentang  pengenalan  musik Polopalo
             menjadi   musik  tradisonsl  Daerah  Gorontalo  di  BALAI
             PUSTAKA  serta  menciptakan lagu-lagu Gambus  dinya -
             nyikan  oleh  Sarini  Abdullah  juara MTQ   Internasional
             di Singapura.

 1983 :  Pementasan   rekaman     untuk   TVRI   Pusat    Senayan
                         di  Taman Impian Jaya Ancol.
1984 :  Menciptakan     lagu - lagu   daerah     Gorontalo    album
            Gabby    Habibie    iringan   Profil   Band   PP   Andolan di
            Naviri Record.
1985 :  Ilustrator musik  film Dokumenter  Produksi Industri kecil
            bersama Idris  Sadri ,Sutradra Iwan Wahab.
            1986 :  Ciptaan  lagu  “ BINDE BILUHUTA ”  dimuat   dalam  buku
                        buku Penataran P4 untuk  SLTP dan SLTA se Indonesia.
 1987 : Menciptakan    Lagu    Pop   “  SENYUM  ”  dan  “ MANIS -
            MANIS  PAHIT “ dinyanyikan oleh Adi Bing Slamet,Irama
            Tara Studio
 1988 : Menciptakan    lagu   Mars   SMK KA   Widuri   Jakarta.
                        1989 : Menciptakan lagu HYMNE SMT Grafika Y L  Jakarta.
             1990 : Pengesahan    lagu  “ BINDE  BILUHUTA ”    menjadi   lagu
                        daerah nasional oleh P & K serta BP7 Pusat.
1990 :  Menciptakan   lagu-lagu  “ Tertib  Lalu  Lintas “   
                        sekaligus  sebagai    Ketua    dewan    Juri   dalam
                        Lomba  Lagu – lagu tersebut   se  DKI Jaya  sampai
                         tahun 1995.
1991 :  Menciptakan  lagu “ HYMNE    SMEA   LEBAK  BULUS “
            Jakarta.
1995 :  Musik  POLOPALO  ikut  Parade  musik  Sulawesi Utara
            di Hotel Borobudur  Jakarta .
            1995 :  Menciptakan Lagu “  TEKADKU       PENGABDIAN
                         TERBAIK  ”   masuk    nominasi    Juara   Ke  II  se
                         Indonesia oleh Dinas Penerangan  Polri  di  Mabes
                         Polri.

1996 :  Menciptakan  lagu   Pop    anak - anak   dalam  album
            “ Ingin   Sekolah  “    yang   dinyanyikan   oleh   Anggia
bekerja  sama  dengan   flower   sound  record studio
GB88  Jakarta.
1997 :  Menciptakan   lagu-lagu   daerah   Gorontalo   dalam
            album Eddy Silitonga di Musika Studio.
1998 :  Membuat  illustrasi  musik sinetron TV  judul Mei dan
            June  di Multi   Vision  dibintangi   Devi   Permata  Sari
            dan  Matias Mucus sutradara Iwan Wahab.
2002 :  Menciptakan  lagu  Mars dan  Hymne  SMK  Negeri 30
Jakarta.
2003 :  Menciptakan  lagu   “  Mars     dan    Hymne    SMK
            Negeri   32 “  Jakarta.
2004 :  Menciptakan   lagu  “    Mars   SMK    Negeri   37   ”
            Jakarta.
2006 :  Menciptakan lagu untuk anak usia  dini khususnya
            Kelompok   Bermain ,  se Indonesia , pelatihan  di
            Makasar, Ternate  dan  Palembang.
2007 :  Menciptakan      lagu      untuk     anak    usia    dini
            khususnya  Kelompok  Bermain  di Gorontalo  dan
                        Bali.


II. PENGALAMAN TEATER DAN FILM

1969  :  Bermain  dalam   teater  Bara  basmi    Narkotika  
              di   TVRI Pusat  Senayan Jakarta.
1974  :  Bermain Film   0013   bersama   Hadi Samtahag .

1977  :  Bermain     sandiwara     TVRI     Pusat    Senayan
              Jakarta berjudul Firasat  berdarah.
1978  :  Bermain Mat  Peci bersama Rahmat Hidayat.
1981  :  Bermain  dalam  Film  “ Badai    Past i  Berlalu  ”
              sutradara Teguh Karya
1987  :  Bermain sandiwara daerah  Gorontalo  “  Ta Ota  
              bi,u ”  di TVRI Pusat  Senayan Jakarta.
2006  :  Bermain  dalam  Sinetron  Rahasia   Ilahi   dalam
              judul  “ Koruptor  tengelam di  kolam  Renang  “
              sutradara  Iwan Wahab.


III. PENDIDIKAN

1954  :  Masuk   Sekolah   Rakyat    Negeri   sampai  tahun
             1960  di   Gorontalo.
1960  :  Masuk   SMP    Negeri     Suwawa     di   Gorontalo
             sampai    tahun  1963  berijazah  meraih   sebagai
             Bintang    Pelajar   se Gorontalo.
1963  :  Masuk   STMA  ( Sekolah   Tinggi  Menengah  Atas )
             di  Jogyakarta  kiriman  dari   Gorontalo     dibawah
             Departemen    Perindustrian   RI    Jakarta   Sampai
             Tahun 1966 berijazah.
1967  :  Kuliah di Akademi Tehnik Indonesia   dibawah
             Dinas  PenerbanganIndonesia (AURI) Jakarta
             Sampai Tingkat II .
1968  : Pendidikan    Ilmu   Forensik   di  Laboratorium
            Kriminal Mabes Polri.

1970  : Mengikuti Pendidikan di  Akademi    Pariwisata
            dan  perhotelan di  Jakarta  Jurusan     Bahasa  
            Inggris Intermediate.
1971  : Pendidikan     Pembuat     Senjata      Api     di
            Cipinang  Jakarta.
1980  : Kuliah  di  Universitas  Nasional   Depok  Bogor
            sampai Semester IX  berijazah Sarjana Muda I
            Bidang Hukum .
1983  : Pendidikan   Sepada   Polri  di  Selapa  Polri
             Jakarta.
 1986 : Pendidikan   Sepala  Polri   di  Selapa   Polri
             Jakarta.
 2001 :  Pendidikan   Balistik     oleh    Staf    Pengajar
             dari Kepolisian  Inggris.
 2004 :  Kuliah  di   Universitas   Jakarta   Falkutas
             Hukum di Jakarta.
2008 :  Wisuda 19  April  2008  S-1  bidang Hukum
             berijazah Universitas  Jakarta.


IV. PENGALAMAN  KERJA

1967 :  Bekerja  di  Laboratorium  Kriminal  Polri
             Sekarang    Pusat   Laboratorium   Forensik
             Polri    pada    bagian   Departemen Balistik
             Metallurgi Forensik Sampai  Pensiun  tahun
             2003.
1970 :  Berkerja     Pada    LCC    Pariwisata     dan
             Perhotelan sampai tahun 1973.

 2007: Guru Seni dan Budaya di SMK GRAFIKA  , SMK
             LEBAK BULUS dan SMK Negeri 37  sampai
             sekarang.

V. PENGALAMAN ORGANISASI

            1968 :  Mendirikan   Teater  Bara  berdomisili  di Mabes
                        Polri sampai tahun 1975.
            1975 :  Masuk  dalam  Organisasi  Masyarakat  Gorontalo di
                         Jakarta.
            1990 :  Bergabung   dalam   Sanggar   Prestasi  dan   menjadi
                         ketua Bidang  Penerimaan   Presiden    Soeharto    di  
                         Bertempat   Sasono  Langgeng   Budoyo   Pada   Hari
                         Anak  Nasional 23 Juli 1990.
1998 :  Masuk anggota Karya Cipta Indonesia (KCI).
2005 :  Bergabung   dalam  sanggar  Merah  Putih  pp
            Toto  D.  Gunarto  d/a  Dewan Harian Nasional
            Jl. Menteng Raya 31 Jakarta.
2006 :  Bergabung dalam sanggar  De Tila Batayla pp
            Indrawati   Tahir   Gobel   dan   Tanggal  9 - 13
            Nopember   ke   Melbourne   Australia   dalam
            rangka Festifal Budaya Indonesia.

VI. EVENT ORGANIZER dan ENTERTAINMENT

1975 :  Bermain dalam Film Badai pasti berlalu.
1978 :  Bermain dalam Film 0013.
1981 :  Bermain dalam Film Mat Peci.
1987 :  Mengajar paduan Suara di SMK KA Widuri.
1987 :  Juri Pop Singer bersama Bruri Maratika &
            Hetty Kus Endang.
1988 :  Mengajar paduan Suara STM Grafika YL
1989 :  Ketua   Juri  berturut - turut  sampai tahun 1995
            dalam  lomba Menyanyi & Puitisasi Lagu - lagu
            Tertib Lalu Lintas  tingkat  Polda Metro maupun
            Mabes Polri.
1990 :  Melatih Paduan Suara di SMEA Lebak Bulus.
1994  : Ketua  Panitia  dalam acara Pagelaran  Lagu –
            lagu, Lalu Lintas, Tiga Tertib Marga,Korpri Polri
            dalam Sosialisasi UU Lalu Lintas 1982.
2001  : Mengajar   Eskul  Paduan  suara di  SMKN  30
            Jakarta.
2002  :  Mengajar paduan suara d SMKN 32 Jakarta.
 2004 :  Mengajar    Paduan   Suara   di    SMKN   37
             Jakarta.
2007 :  Nara   sumber   Pada  Pembelajaran tentang
            Musik untuk anak - anak PUAD se Indonesia  
            di   M akasar ,   Ternate ,  Palembang ,  Bali ,
            Gorontalo , Yogyakarta , Jaya Pura.

2008 :  Terima     Sertifikat     Penghargaan   Menteri
            Kebudayaan  &  Pariwisata  dalam   Kongres
            Kebudayaan se Indonesia di Bogor.

 Demikian  ProfIle  ini saya buat dengan sebenarnya berdasarkan  fakta  & realita  yang  dapat  dipertanggung jawabkan.

                                                                               Jakarta, 05 September 2010
                                                                                 RUSDIN PALADA,SH

            Pada tanggal 13 Februari 2011 Rusu telah di panggil ke haribaan sang Maha Kuasa pada usia 63 tahun, meninggalkan begitu banyak karya yang beliau persembahkan untuk keluarga, daerah Gorontalo maupun Negara, masih ada beberapa yang mungkin belum sempat beliau selesaikan diantaranya Rusu ingin membuat wadah agar seni dan budaya Gorontalo tetap lestari, Rusu telah menyusun kamus praktis bahasa Gorontalo yang Insya belum sempat di terbitkan, dan yang terakhir Rusu ingin membuat monument Polopalo, yakni patung besar seseorang pemuda sedang memainkan alat musik Polopalo sebagai identitas dari Provinsi Gorontalo. Walau Rusu telah meninggalkan kita tapi semangat berkarya nya untuk mengharumkan nama daerah Provinsi Gorontalo dan untuk Negara Indonesia harus tetap kita perjuangkan, dengan meneladani sosok Rusu sudah saatnyalah kita sebagai generasi penerus agar bisa menjadi Rusu-Rusu yang baru yang bisa terus menghasilkan karya demi kemajuan daerah provinsi Gorontalo dan Negara Indonesia yang kita cintai ini .

            Dari perjalanan hidup Bapak Rusdin Palada yang telah di jabarkan di atas dan mengingat begitu banyaknya hasil karya beliau yang telah di buat dan telah mendapat pengakuan dari dalam maupun luar daeerah Provinsi Gorontalo (Indonesia), maka sudah selayaknyalah Bapak Rusdin Palada di sebut sebagai ‘Bapak Polopalo’. Terima kasih Bapak Rusdin Palada atas apa yang telah engkau berikan sebagai anak, suami, bapak dari anak-anakmu, putra daerah Provinsi Gorontalo dan anak bangsa, karya-karya emasmu pasti akan selalu terjaga dan berada dalam hati kita semua…selamat jalan Rusu ‘The Father Of Polopalo"

- Ditulis Oleh: Fredy Palada (fredypalada12@gmail.com - 021-7590.1639 - Wa: 088212945769

3 komentar:

  1. Hebat, menginspirasi banget. Kaya gini knapa saya baru tau mas.

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas informasi yang ditulis dalam blogspot mengenai cerita tentang Alm. Rusdin Palada.

    Beliau juga merupakan orang yang berjasa dalam menciptakan syair dan lagu untuk PP. Federasi Hockey Indonesia (PP. FHI) dengan judul "Hockey Indonesia Baru" pada tanggal 30 Januari 2005 di Jakarta. Sayangnya informasi tersebut tidak termuat dalam tulisan di atas.

    Sangat disayangkan juga PP. FHI tidak memiliki partitur Mars tersebut sehingga Mars tersebut tidak pernah diperdengarkan lagi.

    Mohon bantuannya apabila keluarga almarhum Rusdin Palada masih memiliki catatan partitur tersebut, silahkan menghubungi PP. FHI dgn email: admin@indonesianhockeyfed.org.

    Terima kasih.

    Salam,
    Octav

    BalasHapus
  3. Sebetulnya banyak sekali ciptaan alm Rusdin Palada yg tidak kami masukkan terutama lagu2 Mars sekolah2 Dan instansi2 dikarenakan keterbatasan database, utk itu terimakasih atas info Dan atensinya

    BalasHapus